Abstrak:
Latar belakang: Pertumbuhan dan kolonisasi bakteri dalam rongga mulut merupakan faktor utama penyebab berbagai penyakit periodontal dan infeksi pascabedah. Penggunaan obat kumur antiseptik menjadi metode efektif dalam menurunkan jumlah bakteri. Meskipun Klorheksidin Diglukonat merupakan standar emas, efek samping seperti perubahan warna gigi dan rasa tidak nyaman mendorong pencarian alternatif berbahan alami seperti ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava).
Tujuan: Mengetahui dan membandingkan efektivitas obat kumur ekstrak daun jambu biji dan Klorheksidin Diglukonat 0,12% terhadap jumlah koloni bakteri aerob dalam rongga mulut.
Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan pretest-posttest control group menggunakan 30 responden yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A menggunakan obat kumur ekstrak daun jambu biji 5%, sedangkan kelompok B menggunakan Klorheksidin 0,12%. Sampel saliva dikultur untuk menghitung koloni bakteri aerob (CFU/mL).
Hasil: Kedua kelompok menunjukkan penurunan koloni bakteri aerob yang signifikan (p<0,05), namun kelompok Klorheksidin menunjukkan penurunan yang lebih besar dibanding ekstrak daun jambu biji.
Kesimpulan: Obat kumur ekstrak daun jambu biji memiliki potensi antibakteri, namun masih kurang efektif dibandingkan Klorheksidin Diglukonat 0,12% dalam menurunkan jumlah koloni bakteri aerob dalam rongga mulut.
Kata Kunci: Klorheksidin, Ekstrak Daun Jambu Biji, Obat Kumur Alami, Bakteri Aerob, Antiseptik Mulut
Pendahuluan
Rongga mulut merupakan habitat alami bagi berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri aerob yang berperan penting dalam proses infeksi dan penyakit periodontal. Salah satu metode pengendalian mikroba di rongga mulut adalah penggunaan obat kumur antiseptik. Klorheksidin Diglukonat 0,12% merupakan antiseptik kimia yang terbukti efektif, namun penggunaannya jangka panjang memiliki efek samping. Oleh karena itu, bahan alami seperti daun jambu biji (Psidium guajava), yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan minyak atsiri dengan aktivitas antibakteri, mulai dilirik sebagai alternatif yang lebih aman dan alami.
Tinjauan Pustaka
Klorheksidin bekerja dengan mengganggu membran sel bakteri dan menyebabkan kebocoran sitoplasma, memberikan efek bakterisidal yang kuat. Sementara itu, ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa aktif seperti quercetin dan asam tanat yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri melalui penghambatan sintesis protein dan kerusakan dinding sel. Beberapa penelitian menunjukkan potensi antibakteri ekstrak jambu biji terhadap mikroorganisme patogen oral, namun data perbandingan langsung dengan Klorheksidin masih terbatas.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 30 responden yang sehat secara sistemik, tanpa riwayat penggunaan antibiotik dalam dua minggu terakhir. Mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak: kelompok A (ekstrak jambu biji 5%) dan kelompok B (Klorheksidin 0,12%). Obat kumur digunakan sebanyak 15 mL selama 30 detik. Sampel saliva dikumpulkan sebelum dan 15 menit setelah berkumur, kemudian dikultur di media NA (Nutrient Agar) untuk menghitung jumlah koloni bakteri aerob (CFU/mL). Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen dengan tingkat signifikansi p<0,05.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami penurunan jumlah koloni bakteri aerob secara signifikan. Kelompok A menunjukkan rata-rata penurunan 45%, sedangkan kelompok B (Klorheksidin) menunjukkan penurunan sebesar 71%. Perbedaan penurunan antar kelompok juga signifikan secara statistik (p=0,018), menunjukkan bahwa Klorheksidin lebih superior dalam menekan pertumbuhan bakteri aerob.
Pembahasan
Penurunan jumlah koloni bakteri oleh ekstrak jambu biji menegaskan adanya aktivitas antibakteri dari senyawa flavonoid dan tanin. Namun, mekanisme kerja Klorheksidin yang lebih cepat dan efektif menjelaskan perbedaan signifikan hasil kedua kelompok. Meski begitu, penggunaan ekstrak daun jambu biji tetap memiliki prospek yang baik, terutama pada pasien dengan sensitivitas terhadap antiseptik kimia atau pada praktik kedokteran gigi preventif berbasis bahan alami. Formulasi yang lebih stabil dan konsentrasi yang lebih tinggi dapat dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya.
Kesimpulan
Obat kumur berbasis ekstrak daun jambu biji menunjukkan efektivitas dalam menurunkan jumlah koloni bakteri aerob di rongga mulut, meskipun tidak seefektif Klorheksidin Diglukonat 0,12%. Pengembangan lebih lanjut terhadap formulasi dan konsentrasi ekstrak jambu biji berpotensi menghadirkan alternatif alami yang aman dan efektif dalam menjaga kebersihan oral.